Tuesday, 2 June 2015

Jodoh? Tabu?


Obrolan yang mungkin selalu menarik dibicarakan banyak orang. Ya, peminat obrolan ini makin marak. Mungkin sejalan waktu yang ternyata tanpa kita sadari  sudah berjalan. Jodoh. Beberapa hari, minggu, bulan ini selalu ada perbincangan tentang jodoh disetiap percakapan, entah dengan teman yang notabene sudah bertemu setiap hari, malah dengan teman lama, yang kita berbicara dengannya saja hanya lewat sosial media.

Beberapa mungkin kepikiran, kenapa sampe sekarang yang sudah memasuki usia dimana setiap minggu kita menghadiri hajatan orang, pesta pernikahan orang dan kita masih sendiri? Belum memutuskan untuk, hmm menyebarkan undangan pernikahan. Tapi, pernahkah terbayang, mungkin bagi orang tersebut berburu pernikahan bukanlah yang akan ia lakukan. Bahkan ketika orang menanyakan "kapan nikah?" "Kapan nyusul?" "Kapan bla bla bla..?" Sudahkah terpikirkan olehmu apa yang ada dibenaknya? Apa yang ada dibenakmu untuk menjawab ketika pertanyaan itu muncul terhadapmu (misalnya kamu masih single dan belum menikah - posisikan saja seperti itu)?

T : aku lagi ga semangat, bantuin bikin semangat dong tiap hari.
A : Lho, kenapa? Lingkungan udah kondusif dan masih ga semangat?
T : Iya, tapi ga ada yang nyemangatin tiap hari. Kalo liat ig-nya **** bikin mupeng nikah muda ya.
A : Kan tinggal dicari, kalau uda ga sanggup minta mama nyariin.

Salah satu percakapan minggu lalu dengan seorang teman yang sudah cukup akrab. 
Tunggu umur kita berapa? Masih pengen nikah muda? =D
Yang harus digaris bawahi disini adalah tidak semua orang nyaman dengan bahasan pernikahan. Mungkin bagi mereka yang belum siap, atau belum ketemu jodohnya atau banyakan alasan buat seseorang tidak ingin membahas sesuatu. 
Selanjutnya, kenapa kebanyakan orang menitikberatkan kebahagiaan pada sebuah pernikahan? Apa titik kebahagiaan itu hanya sekitar jodoh? Tidak, bukan? Pasti tidak, karna kamu masih bisa tersenyum dengan hal lain, meski kamu belum menemukan jodohmu.
"Pernikahan adalah menyatukan dua orang, dua kepala, dua kebiasaan, dua keluarga yang tidak bisa kita samakan. Pernikahan adalah memulai menyatukan segala perbedaan. Bukan memaksakan persamaan, tapi menghormati perbedaan itu sendiri."
Jadi, kenapa bisa dengan mudah memikirkan pernikahan. Sementara yang semudah mengenal teman saja masih sangat sering ditemukan perselisihan.
Dulu aku sempat bersemangat merencanakan sebuah pernikahan. Sempat begitu menggebu membicarakan jodoh, calon suami, calon anak, calon rumah. Ya, semua yang serba calon itu. Tapi tak pernah ada yang tahu kan tentang sebuah rencana. Bahkan kini, jodoh bagiku tabu. Begitu tabu untuk dibicarakan. Entah pada forum seperti apapun itu.
"Jodoh? Ia yang akan saling menemukan, pada saat yang tepat dan tempat yang tepat. Ia yang tidak perlu dipertanyakan kedatangannya. Ia yang pada akhirnya mengatakan, kamulah orangnya."
Tapi jika kita hanya berputar pada menanggapi pertanyaan orang lain, percayalah kamu hanya menempatkan hidupmu pada keadaan yang akan terus-menerus dituntut orang lain. Mereka tidak pernah berhenti bertanya. Satu pertanyaan terjawab pilihan hidupmu, pertanyaan lainnya sudah ada dibenak mereka untuk mengganggu kehidupanmu.
"Nikmatilah hidupmu, dengan cara apapun kamu hidup. Cintailah apa yang kamu lalukan, cintailah mereka yang ada disekitarmu. Karna membenci hanya akan menyakiti hatimu sendiri. Bukan mereka yang kamu benci."
 **Gambar diambil dari google.

No comments:

Post a Comment

TInggalin komen yaa... :))