Friday, 19 June 2015

(Cerpen) Pada sebait kata

Image source : google.com

Pagi ini akur berteman secangkir minuman. Ya, pada pagi yang masih terlampau dingin. Ketika kini kebanyakan orang masih terlelap dan enggan memulai rutinitasnya. Memang ini terlampau pagi untuk melakukan sesuatu. Ini juga terlampau pagi untuk terlalu memikirkan sesuatu yang terjadi. 

Aku sedikit bertanya, "lalu apa yang tengah ku cari disini?"

Ketika semua orang sudah melangkah pergi dan aku masih disini. Berdiri, mematung memandangi masa lalu yang masih saja aku ratapi.

Aku masih enggan melepasnya. Bagaimanapun, aku masih bersemangat tentang kita yang sudah tidak lagi kita. Aku masih terpaku pada bayangmu, yang kini sudah berjalan entah sampai mana.

Aku kembali pada cangkir minumanku, yang kini sudah mulai dingin. Terbawa udara pagi ini. Seperti hati yang tak jua hangat. Aku merindukanmu. Bukan karna aku tak mampu menemuimu yang kini jua tak berjarak. Hanya saja, egomu membuatnya terlampau sulit. Terlampau tak terjangkau.
Seperti hati yang mulai dingin. Ditinggalkanmu tak pernah menjadi perkara yang mudah.
Aku terlampau menjagamu dalam bait-bait yang kini masih jua terangkai. Aku terlampau merindumu dalam kata yang hingga kini membeku dan tak terungkap.
Seperti hari, aku hanya sedang menunggu waktu. Menunggunya menyembuhkan luka.

No comments:

Post a Comment

TInggalin komen yaa... :))