image source: google
Tiba-tiba ada keheningan di sana. Ia terepkur tanpa kata. Ia menatap langit itu nanar. Entah luka seperti apa yang sedang dia alami hingga ia begitu terlihat terluka. Tatap matanya kosong, Entah pikiran macam apa yang sedang berlarian di otaknya.
"Kau tak akan mengerti sedalam apa luka ini, hingga kau mengalaminya." Tiba-tiba dia berbisik pada dirinya sendiri.
Hening.
Tempat ini seolah tanpa kehidupan. Hanya detak jantungnya saja yang didengarnya. Selebihnya hanya semilir angin yang menyentuh tubuhnya yang kian rapuh.
"Tapi aku bisa apa? Pada akhirnya aku hanya menyimpan luka. Membiarkanmu tetap bersua. Berkicau nyaring di kejauhan."
Sepertinya ia begitu lelah. Hingga untuk berbicara saja ia hanya berbisik, pada semilir angin.
image source : google
Sementara di kejauhan, ada sosok yang tengah mengamati dirinya. Berdiam entah sejak kapan. Memperhatikan punggung wanita itu. Sempat ia beranjak seolah ingin bertatap. Namun ia kembali tertegun. Kembali terdiamm di tempatnya, di kejauhan yang tak terlihat.
"Akan sampai kapan kau di sana? Aku tak kuasa melihatmu dalam sendu. Lalu dimana senyum yang kau bangga-banggakan kemarin? Lalu kemana keceriaan yang selalu kau pamerkan setiap saat?" Ia hanya berucap dalam hati.
"Aku menunggumu dalam diam. Dalam kata yang jua tak terungkap. Dalam sapa yang juga tak terdengar. Tapi aku di sini. Menantikanmu dalam hening dan semilir angin." Ia berbisik pada angin
Ia beranjak, mencoba mendekat. Tepat ketika wanita itu berbalik ke arahnya.
No comments:
Post a Comment
TInggalin komen yaa... :))