Tau nggak sih kalo depresi itu nggak cuma tampilan yang berat aja? Biasanya kita pikir kalo depresi itu pasti cenderung orang yang diem aja, ngurung diri, nggak bergairah, nggak mau bersosialisasi juga. Ternyata kita salah, karna depresi itu juga ada yang ringan-ringan aja. Malah nggak nampak kalo dia lagi depresi dan orang-orang cenderung menganggap dirinya biasa aja. Jadi gimana depresi itu sebenarnya? Kita bahas yuu..
- Pengertian
Depresi adalah suatu gangguan suasana perasaan (mood) yang
mempunyai gejala utama afek depresi, kehilangan minat dan kegembiraan,
dan kekurangan energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah dan
menurunnya aktifitas.
Menurut Kaplan dan Sadock (1998) dalam Sabilla (2010), depresi merupakan suatu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pada pola tidur dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa putus asa dan tidak berdaya, serta gagasan bunuh diri.
- Ciri-ciri depresi
Gejala fisik depresi antara lain hilangnya nafsu makan, gangguan
tidur, kelelahan dan hilangnya energi. Sedangkan dalam PPDGJ III (Pedoman
Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa), dinyatakan bahwa seseorang
menderita gangguan depresi ditandai dengan adanya kehilangan minat dan
kegembiraan, berkurangnya energi yang menyebabkan seseorang tersebut mudah
merasa lelah meskipun hanya bekerja ringan. Gejala lain bisa berupa:
- Konsentrasi dan perhatian berkurang.
- Harga diri dan kepercayaan berkurang.
- Gagasan tentang perasaan bersalah dan tidak berguna.
- Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis.
- Gagasan atau perbuatan yang membahayakan diri atau bunuh diri.
- Tidur terganggu (insomnia).
- Nafsu makan berkurang.
- Faktor-faktor yang mempengaruhi depresi.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi depresi adalah sebagai berikut :
- Kemampuan individu dalam memecahkan masalah ditentukan oleh locus of control (pengendalian diri) yang dimiliki oleh setiap individu. Individu yang memiliki pengendalian diri secara internal akan cenderung lebih efektif di dalam memecahkan suatu permasalahan. karena individu yang memiliki pengendalian diri secara internal akan dapat mengintropeksi kesalahan-kesalahannya yang dapat menimbulkan permasalahan sehingga individu tersebut akan lebih mudah memahami permasalahan yang muncul pada dirinya. Hal ini berbeda dengan individu yang memiliki pengendalian diri secara eksternal. karena individu tersebut cenderung mencari kambing hitam atau menyalahkan orang lain setiap permasalahan yang muncul sehingga hal tersebut tidak dapat memecahkan masalah bahkan akan memunculkan masalah baru bagi dirinya. Hasil penelitian Rotter (dalam Retnowati, 1993) menyimpulkan bahwa individu yang memliliki pengendalian eksternal banyak mengalami gangguan jiwa.
- Pola pikir negatif. Individu yang memiliki pola pikir negatif akan cenderung berkeyakinan bahwa dirinya kurang, tidak mampu dan tidak berharga dalam memandang dirinya, dunia dan masa depan. Penderita depresi cenderung membangun pengalamannya sebagai sesuatu yang gagal, kemiskinan. kekurangan dan penghinaan (Beck, dalam Retnowati 1990).
- Faktor kecemasan merupakan penyebab stres yang utama. Individu yang mengalami kecemasan secara terus menerus akan dapat menimbulkan gangguan depresi ( Smith dan Tay. 1994). d Faktor Agresi. Individu yang tidak dapat mengekspresikan kemarahannva terhadap individu lain misalnya kemarahan orang tua terhadap anaknya, maka anak akan mengarahkan perasaannya ke dalam dirinya, sehingga ia menjadi depresi.
- Macam-macam depresi
Ada beberapa macam dari gangguan depresi, yaitu (NIMH, 2008):
- Major depressive disorder (gangguan depresi berat), karakteristik dari gangguan ini adalah adanya beberapa gejala yang mengganggu seseorang untuk bekerja, tidur, belajar, makan dan menikmati kegiatan yang seharusnya menyenangkan. Depresi berat merupakan ketikdakmampuan seseorang untuk berfungsi secara normal. Depresi berat mungkin hanya terjadi sekali selama hidup seseorang, tetapi adakalanya hal itu terjadi berulang kali dalam hidup seseorang yang lain.
- Dysthymic disorder (dysthymia), ditandai dengan waktu yang lama (dua tahun atau lebih) tidak terdapat gejala-gejala yang dapat mengganggu kemampuan seseorang tetapi dapat mengganggu fungsinya secara normal seperti perasaan yang nyaman. Orang dengan dysthymia mungkin juga mengalami sekali atau lebih peristiwa depresi berat selama hidupnya (NIMH, 2008).
- Penyebab depresi
Tidak ada alasan yang jelas penyebab dari depresi, disini ada
beberapa alasan mengapa seseorang mengalami depresi :
- Genetik (riwayat keluarga), jika seseorang memiliki riwayat keluarga dengan depresi, orang tersebut beresiko mengalami depresi. Di lain kasus, banyak juga orang yang mengalami gangguan depresi tanpa memiliki riwayat keluarga dengan depresi.
- Ketidakseimbangan bahan kimia, otak pada orang yang normal terlihat berbeda dibanding dengan yang megalami gangguan depresi. Hal itu dikarenakan bagian dari otak yang mengatur suasana hati, pikiran, tidur, keinginan, dan perilaku tidak memiliki keseimbangan yang benar terhadap bahan kimia.
- Faktor hormonal, perubahan siklus menstruasi, melahirkan, pembawaan, periode postpartum, perimenopouse, dan menopouse merupakan penyebab depresi pada wanita
- Stress, peristiwa hidup yang penuh dengan tekanan seperti trauma, kehilangan seseorang yang berarti, hubungan yang buruk, tanggungjawab pekerjaan, mengasuh anak dan lansia, penyalahgunaan, kemiskinan mungkin memicu gangguan depresi pada beberapa orang.
- Penyakit medis, menghadapi penyakit yang serius, seperti stroke, serangan jantung, atau kanker bisa memicu keadaan depresi.
Nah, kan, yang namanya depresi itu bukan selalu sesuatu yang sangat amat mendorong pada perlakuan negatif. bisa juga terjadi dengan gejala hanya gangguan tidur atau gangguan mood. Jadi stabilkan emosi, biar depresinya bisa tertangani ya gaes, Karna dengan pertahanan diri yang baik maka depresi akan teratasi dengan baik.